Pesan Pembuka

Selamat Datang Kaum Intelektual Sang Pemerhati Ekonomi

Rabu, 04 Mei 2011

Kelemahan Penghitungn PDB Sekaligus Kebobrokan Sistem Kapitalisme


By: K45M4Nk, 04 Mei 2011

Pakar ekonomi kapitalis meyakinkan kita bahwa kenyataan yang tidak menyenangkan itu hanyalah pengorbanan sementara dalam rangka menuju kemakmuran universal. Dengan pertumbuhan ekonomi, kita akan memperbesar kue ekonomi nsehingga tiap orang akan memperoleh lebih banyak. Walaupun kedengarannya masuk akal, argumentasi itu berdasarkan dua dalil yang tidak benar: pertama, bahwa membuat uang itu sama dengan menciptakan kekayaan, dan kedua, bahwa pertambahan PDB merupakan pertambahan kekayaan dan kesejahteraan masyarakat.

Kita telah memperlihatkan kepalsuan dalil pertama itu bahwa PDB itu adalah sebuah ukuran yang benar dari kekayaan dan kesejahteraan masyarakat juga sama tidak benarnya. Memang, kerancuan yang cukup besar yang terlambang dalam ukuran kita terhadap PDB adalah sebab utama dari gagalnya kita melihat lebih jelas biaya sesungguhnya dari pertumbuhan ekonomi itu.

PDB adalah ukuran produksi domestic bruto, yang berarti bahwa ia sebuah petunjuk nilai pasar secara kasar dari transaksi uang terhadap barang dan jasa pada suatu bangsa. Kerja produktif yang dilakukan untuk diri-sendiri atau karena kecintaan saja tidak diperhitungkan, bagaimana pun bermanfaatnya hal itu bagi kesejahteraan. Namun sebaliknya, transaksi yang paling merugikan pun malahan dimasukkan selama diperhitungkan dengan uang.

Seorang ibu yang mengandung dan merawat anak-anaknya sendiri sebagai tindakan berdasarkan cinta tidak diperhitungkan sama sekali dalam PDB. Tetapi bila seorang wanita tak bersuami melakukan perjanjian untuk mengandung seorang anak dengan upah tertentu sebagai ibu pengganti, maka upah itu dihitung sebagai sumbangan ekonomi, sama halnya dengan uang komisi atau upah yang ditentukan oleh hali hukum, dokter, donor darah dan Sperma, dan perantara-perantara lainnya. Meningkatnya laju perceraian akan menambah PDB, karena ongkos hali hukum dan membantu pasangan itu untuk mendirikan rumah tangga baru. Meningkatnya kriminalitas akan menyebabkan bertambahnya permintaan terhadap system pengamanan dan petugas keamanan. Biaya untuk menghasilkan dan menggunakan senjata perang dianggap sebagai sumbangan positif, sama halnya dengan biaya pembangunan kembali setelah terjadinya kekacauan dan kehancuran.

Lucunya, banyak pengeluaran yang memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi, seperti penjualan air dalam kemasan botol, adalah tanggapan yang merupakan kompensasi dari kemunduran social dan lingkungan yang ditimbulkan oleh ppertumbuhan ekonomi itu sendiri. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi itu mirip sekali dengan madat (baca;madat). Pada permulaannya, sedikitnya madat itu saja telah menyebabkan perebutan yang gila-gilaan, apalagi semakin lama semakin banyak lagi yang diperlukan, untuk menghindari keperihan yang luar biasa diakibatkan oleh rusaknya secara berangsur-angsur kesehatan fisik dan kejiwaan si-pengguna.

Pakar ekonomi kapitalis merasionalkan keadaan yang tidak normal ini dengan menjelaskan bahwa untuk menyesuaikan angka-angka PDB dengan mengeluakan produksi yang merugikan memerlukan diadakannya pertimbangan nilai tentang produk –produk mana yang berbahaya. Untuk mempertahankan keobyektifan bebas nilai sebagai ilmuan, mereka berpegang pada harga dan transaksi pasar sebagai ukuran nilai obyektif, tanpa memperhatikan kenyataan bahwa harga dan transaksi itu sendiri merupakan pertimbangan nilai yang cukup penting. Gagasan tentang suatu ekonomi yang bebas nilai adalah suatu istilah yang kontradiktif. Nilai, baik yang etis maupun yang tidak etis, baik yang spiritual maupun yang materialistik merupakan hal sentral dalam setiap aspek kehidupan ekonomi.

Bagi kebanyakan oaring awam, jelas bahwa sebuah indeks penciptaan kekayaan yang bermakna harus memperhitungkan jumlah dan kondisi modal produktif sesungguhnya pada suatu bangsa, dengan mengurangi secara tepat depresiasi dan keterkurasan. Tetapi pakar ekonomi kapitalis yang memperhiotungkan PDB bekerja dengan logika lain. Permata, mereka sama sekali tidak menghiraukan segala bentuk modal yang produktif, kecuali modal fisik buatan manusia, seperti gedung dan peralatan. Lalu, alih-alih mengurangi depresiasinya , mereka malah memasukkannya sebagai biaya produksi, sehingga menghitungnya sebagai suatu kontribusi positif bagi hasil produksi bruto. Akibatnya, semakin cepat depresiasi modal fisik buatan manusia, semakin cepat tumbuhnya PDB. Hal yang sama terjadi pula untuk barang-barang konsumen yang tahan lama. Semakin cepat kita membuang dan mengganti mobil, computer, televisi, dan peralatan-peralatan kita, semakin cepat pula PDB tumbuh.

Dengan ketidaklogisan seperti itu pula, para ekonom yang mempertimbangkan PDB itu sama sekali tidak mempertimbangkan terkurasnya modal hidup, jumlah keseluruhan modal manusia, social dan kelembagaan yang memperbaharui diri, yang berfungsi sebagai fondasi kehidupan dan peradaban. Ketika kita membabat habis hutan atau daerah penangkapan ikan, maka kita menghitung penjualan kayu dan ikan sebagai tambahan kekayaan, tetapi tidak mencatat perubahan yang diperlukan terhadap potensi produktif dan eko-sistem yang hilang. Hal yang sama juga terjadi pada saat kita pada saat kita mengambil minyak bumi dan sumber mineral yang tidak dapat diperbaharui itu dari dalam tanah. Biaya mengeluarkannya diperhitungkan sebagai tambahan PDB, tetapi tidak ada yang dikurangi akibat terkurasnya modal fisik alami kita yang tersedia.

Untunglah ada beberapa ekonom yang lebih ortodoks. Para perintis ini telah merekontruksi indeks-indeks PDB bagi Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Australia, Dan Belanda. Dengan menambahkan karya yang bermanfaat tetapi tidak diberi kompensasi, dan mengurangi hal-hal yangmerupakan kerugian total dari kesejahteraan, maka mereka sampai kepada suatu Indeks Kesejahteraan Ekonomi yang Berkelanjutan per Kapita bagi masing-masingnya.

Adalah menarik sekali bahwa dua indikator utama yang dijadikan pegangan oleh para pemimpin kita dalam menilai kebijakan ekonomi mereka, yaitu: kinerja pasar dan PDB, keduanya itu merupakan indikator dunia uang yang jauh lebih banyak menceritakan kepada kita tentang bagaimana cepatnya orang yang kaya lagi, dari pada menceritakan tentang kualitas yang sesungguhnya dari kehidupan kita. Dua buah indeks yang mungkin lebih penting lagi yang tidak dimonitor oleh pembuat kebijakan, yaitu indeks kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan persediaan modal hidup di bumi ini, yang merupakan dua indicator bagaimana segala sesuatunya berjalan dalam dunia yang hidup ini. Jadi, ketika indicator dunia uang naik, dikatakan kepada kita bahwa berada dalam keadaan yang baik, pada hal dalam kenyataan kita jadi lebih miskin. Memang mungkin sekali bahwa semakin cepat naiknya harga saham dan PDB, semakin cepat pula merosotnya hal-hal yang semestinya harus benar-benar kita perhatikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar